Connect with us

EKONOMI

Kisah Perjuangan Fandi Date, Driver Ojol yang Gigih Mencari Nafkah di Jalanan Kupang Demi Lima Anaknya

Published

on

Arfandi Date berpose bersama empat orang anaknya. (IST)

KUPANG, PENATIMOR – Kupang, sebuah kota kecil di timur Indonesia, menjadi saksi perjuangan hidup seorang ayah bernama Arfandi Date.

Pria yang akrab disapa Fandi ini, berusia 46 tahun, telah menjalani profesi sebagai pengemudi ojek online Maxim sejak tahun 2021.

Kehidupannya penuh warna dan tantangan, terutama dengan tanggung jawab besar yang harus ia pikul sebagai kepala keluarga dengan lima orang anak.

Arfandi Date

Awal Perjuangan di Kupang

Di sebuah rumah sederhana di kawasan Oebobo, Kupang, Fandi tinggal bersama istri dan keempat anaknya. Anak sulungnya, seorang remaja berusia 13 tahun, kini duduk di kelas 3 SMP.

Sementara itu, si bungsu yang baru berusia 6 tahun, masih belajar di kelas 1 SD. Salah satu anaknya tinggal di Kota Soe bersama kerabat untuk melanjutkan pendidikan, menambah dinamika keluarga ini.

Rumah Fandi bukanlah rumah yang besar. Dengan dinding yang sebagian terbuat dari kayu dan atap seng yang berderit saat diterpa angin kencang, tempat itu menjadi saksi bisu setiap tawa, tangis, dan doa yang dipanjatkan keluarga kecil ini. Namun, bagi Fandi, rumah itu adalah surga.

“Ini adalah tempat di mana saya merasa paling damai, di tengah keluarga saya,” katanya.

Hidup di Atas Jalanan

Sebagai pengemudi Maxim, Fandi menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan. Panas terik Kupang, hujan deras, dan tantangan lalu lintas tidak pernah membuatnya surut semangat.

Orderan penumpang dan pengiriman barang menjadi sumber penghasilan utama bagi keluarganya. Setiap kilometer yang ia tempuh adalah langkah menuju harapan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya.

Fandi memulai harinya lebih awal dibandingkan kebanyakan orang. Setelah subuh, ia menyiapkan sarapan sederhana untuk keluarganya.

Meski sibuk, Fandi selalu berusaha mengantar anak-anaknya ke sekolah sebelum mulai bekerja. Hal ini menjadi ritual penting baginya.

“Saya ingin anak-anak tahu bahwa saya selalu ada untuk mereka,” katanya dengan senyum hangat.

Ketika kembali bekerja, ia harus menghadapi berbagai macam pelanggan. Ada yang ramah, ada pula yang tidak sabar. Namun, Fandi selalu menjaga sikapnya tetap profesional.

“Tantangan terbesar sebagai pengemudi ojol adalah bagaimana kita bisa tetap sabar, apa pun situasinya. Saya percaya, senyum dan doa bisa membantu melewati hari yang berat,” ungkapnya.

Tantangan Ekonomi dan Harapan Masa Depan

Menghidupi lima anak bukanlah perkara mudah. Ada hari-hari di mana penghasilan dari orderan Maxim tidak mencukupi kebutuhan keluarga.

Biaya sekolah, kebutuhan sehari-hari, hingga keinginan kecil anak-anaknya menjadi beban yang harus ia pikirkan setiap hari. Namun, Fandi tidak pernah menyerah. Ia selalu percaya bahwa kerja keras dan doa akan membuka jalan.

“Anak-anak saya ini adalah karunia dari Tuhan. Mereka adalah alasan saya bangun pagi dan bekerja keras setiap hari,” ungkap Fandi.

“Saya bersyukur Maxim memberikan fleksibilitas untuk saya tetap bisa bekerja dan mengurus keluarga,” lanjut dia.

Istrinya, seorang ibu rumah tangga, juga menjadi pilar penting dalam keluarga. Ia mendukung Fandi dengan mengelola keuangan rumah tangga sehemat mungkin. Bersama-sama, mereka menjaga agar keluarga tetap harmonis meskipun hidup sederhana.

“Kami tidak butuh kemewahan. Yang penting, anak-anak bisa sekolah dan sehat,” tutur sang istri.

Pengorbanan yang Tak Terlihat

Ada momen-momen di mana Fandi harus mengorbankan keinginannya sendiri demi anak-anak.

Pernah suatu kali, ia mendapat orderan untuk mengantarkan barang ke wilayah yang jauh dari pusat kota. Meski bayaran yang diterima tidak sebanding dengan tenaga dan bensin yang dikeluarkan, Fandi tetap menjalankannya.

“Bagi saya, setiap rupiah yang saya dapat adalah berkah,” ujarnya.

Ketika anak-anaknya meminta sesuatu, seperti buku baru atau pakaian, Fandi selalu berusaha memenuhinya. Jika uang belum cukup, ia akan menunda keinginannya sendiri, seperti memperbaiki motor yang sudah mulai sering mogok.

“Anak-anak saya harus didahulukan. Motor ini masih bisa saya perbaiki nanti,” katanya dengan nada optimis.

Pesan untuk Sesama Ayah

Fandi juga memberikan pesan penuh semangat kepada rekan-rekannya sesama pengemudi ojek online.

“Kita bekerja untuk anak-anak kita. Jangan pernah menyerah. Mereka adalah masa depan kita. Meski sulit, percayalah bahwa usaha kita tidak akan sia-sia,” pesannya.

Fandi juga berharap, anak-anaknya kelak bisa menggapai mimpi yang besar. Ia selalu mendorong mereka untuk belajar giat dan tidak takut bermimpi.

“Saya ingin mereka menjadi orang yang bermanfaat, baik untuk keluarga maupun masyarakat,” katanya dengan mata berbinar.

Tidak hanya untuk rekan-rekannya sesama ojol, Fandi juga menitipkan pesan kepada anak-anak di seluruh Indonesia. Ia ingin mereka menghargai perjuangan orang tua dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar.

“Hargai kerja keras orang tua kalian. Jadilah anak-anak yang membanggakan,” pesan Fandi dengan suara penuh haru.

Sebuah Inspirasi di Tengah Kesederhanaan

Kisah Fandi adalah potret perjuangan seorang ayah yang tidak kenal lelah. Di tengah keterbatasan, ia terus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya dedikasi, cinta, dan semangat dalam menghadapi tantangan hidup.

Kupang mungkin tidak memiliki gedung-gedung pencakar langit atau kemewahan kota besar, tetapi di sanalah, di antara jalan-jalan yang berdebu, seorang ayah seperti Fandi menunjukkan bahwa cinta dan kerja keras adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki manusia.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik kehidupan sederhana banyak terdapat perjuangan luar biasa. Fandi, dengan semangat dan cintanya kepada keluarga, telah membuktikan bahwa seorang ayah bisa menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada medali atau penghargaan yang ia terima, tetapi cinta anak-anaknya adalah hadiah terbesar yang ia miliki. (bet)

Advertisement


Loading...