PILKADA
Marsianus Jawa Bersaing dalam Fit and Propertest Demokrat
LEWOLEBA, PENATIMOR – Gong politik Pemilukada Lembata 2024 telah ditabuh, ditandai dengan pembukaan pendaftaran para Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Lembata periode 2024-2029. Khususnya di Partai Demokrat, pendaftaran telah ditutup.
Salah satu figur yang mencuat dalam proses seleksi tersebut adalah Marsianus Jawa, mantan penjabat Bupati Lembata.
Marsianus Jawa (MJ), yang dikenal sebagai sosok humanis dan dekat dengan rakyat kecil, telah mengikuti fit and propertest di Partai Demokrat.
Persaingan dalam memperebutkan tiket Calon Bupati Lembata periode 2024-2029 semakin ketat di partai berlambang mercy itu, dengan kehadiran tiga kader Demokrat lainnya, yaitu Thomas Ola Langoday (TOL), Hilarius Lukas Kirun (Imo Wulakada), dan Gabriel Suku Kotan (GSK).
Pendaftaran empat bakal calon bupati tersebut telah ditutup, demikian disampaikan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Lembata, Paskalis Witak.
Menurutnya, proses seleksi akan dilanjutkan dengan fit and propertest yang dijadwalkan setelah tanggal 11 Mei 2024.
Dalam konteks ini, pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Beny Kabur Harman (BKH), menggarisbawahi bahwa seleksi tidak hanya bergantung pada status kader, melainkan juga elektabilitas, koalisi, dan dukungan finansial.
Menariknya, hasil Pemilu 2024 menempatkan Partai Demokrat sebagai partai pemenang di Lembata dengan perolehan empat kursi.
Namun, untuk mengusung satu paket bakal calon bupati dan wakil bupati, dibutuhkan lima kursi.
Hal ini memperumit dinamika politik di Lembata, di mana partai harus mencari kursi tambahan untuk bisa mengusung satu paket calon.
Seperti, Partai Demokrat dan Partai Golkar yang harus mencari tambahan 1 kursi untuk bisa mengusung satu paket calon.
Kemudian, Partai NasDem, PDIP dan PKB harus mencari 2 kursi tambahan, serta Partai Gerindra dan PAN mencari tambahan 3 kursi.
Tak bisa diabaikan pula sejarah politik calon yang bersaing. Marsianus Jawa, meskipun bukan kader Partai Demokrat, telah memiliki pengalaman sebagai penjabat bupati, sementara Thomas Ola Langoday dan Gabriel Suku Kotan merupakan kader yang telah lama berkecimpung dalam politik, masing-masing dengan latar belakang yang berbeda.
Thomas Ola Langoday, yang pernah menjabat sebagai wakil bupati dan kemudian Bupati Lembata, menarik perhatian karena perjalanan politiknya yang cukup dinamis.
Gabungnya Thomas Ola Langoday ke dalam Partai Demokrat setelah masa jabatannya di NasDem menjadi sorotan, menyiratkan pergeseran dinamika kekuatan politik di negeri Sembur Paus itu.
Di sisi lain, Gabriel Suku Kotan, sebagai kader tulen Partai Demokrat, membawa pengalaman dari tingkat DPRD Provinsi NTT, menunjukkan kedalaman politik yang dimiliki oleh beberapa kader partai.
Sementara itu, pernyataan dari Ketua Partai Demokrat Lembata, Paskalis Witak menegaskan bahwa seleksi bakal calon bupati tidak membedakan antara kader dan non-kader.
“Partai Demokrat memprioritaskan kesiapan calon dalam semua aspek, termasuk finansial. Ini menunjukkan semangat partai untuk mencari figur terbaik yang mampu mewakili aspirasi dan kebutuhan masyarakat Lembata,” tandas Paskalis Witak.
Dengan demikian, proses pemilihan calon Bupati Lembata periode 2024-2029 menjadi panggung politik yang menarik, di mana perjalanan politik, kualitas kepemimpinan, dan dukungan politik serta finansial menjadi faktor penentu dalam meraih tiket calon.
Publik menantikan hasil seleksi ini sebagai langkah awal menuju perubahan dan perkembangan demokkrasi di bumi Lepan Bata tercinta. (bet)