LIFESTYLE & KESEHATAN
Limbah Masker jadi Masalah, Cegah dari Sekarang!
Oleh: Elenna Magdalena Reke
(Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat)
PADA masa pandemi Covid-19 ini timbul permasalahan baru, dimana pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang besar sehingga menyebabkan peningkatan limbah medis berupa baju hamzat, sarung tangan, botol dan jarum suntik, terlebih limbah masker sekali pakai yang paling banyak digunakan.
Berdasarkan data WHO, selama periode Maret 2020-November 2021 sudah ada sekitar 1,5 miliar unit Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan Covid-19 di seluruh dunia.
Seluruh APD tersebut memiliki bobot total 87.000 ton, dan semuanya diasumsikan menjadi limbah karena sifatnya hanya sekali pakai.
Limbah APD Esensial yang terdiri dari masker medis dan sarung tangan bedah ini diperkirakan sudah mencapai 49.000 ton atau 56% dari total limbah APD global.
Penggunaan masker sekali ini disatu sisi untuk melindungi diri dari paparan virus, namun limbahnya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sebagian besar masyarakat belum teredukasi dala penanganan masker bakas pakai.
Akibatnya tidak mengerankan jika banyak yang memperlakukan masker bekas seperti sampah rumah tangga lainnya.
Masker sekali pakai ini mengandung bahan polipropilen yang dengan mudah terurai menjadi mikroplastik.
Seperti yang kita ketahui plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar terurai di dalam tanah.
Hal ini menyebabkan pencemaran tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menyebabkan banjir.
Sampah masker yang mencemari lingkungam juga akan berbahaya karena berpotensi masih membawa bakteri dan virus.
Bakteri dan virus tersebut dapat berpindah dan menjadi toleran terhadap lingkungan.
Sampah masker yang masih utuh akan terbawa arus saat hujan menuju ke sungai maupun laut dapat menyebabkan pencemaran air.
Sampah masker yang ada di laut dapat menjerat hewan laut yang bahkan menyebabkan kematian.
Apalagi ketika hewan yang tidak sengaja memakan sampah masker tersebut akan mengalami tersedak ataupun masker yang berhasil ditelan akan memenuhi perut mereka lalu mengurangi asupan makanan dan berujung kematian.
Sebagai masyarakat kita hanya bisa ikut berpartisipasi dalam pencegahan penumpukan limbah masker sekali pakai dan meningktkan kesadaran untuk tidak membuang sampah masker bekas pakai dengan sembarangan.
Kita harus memperhatikan cara membuang sampah masker tersebut. Langkah pertama yang bisa kita lakukan yaitu kumpulkan masker bekas pakai.
Kedua disinfektan masker tersebut menggunakan klorin, pemutih atau disinfektan.
Ketiga, ubah bentuk masker agar tidak lagi utuh, sobek masker menjadi dua bagian, potong tali masker bekas pakai agar tidak tersangkut pada hewan atau makhluk hidup lain.
Keempat, bungkus sampah masker bekas dengan rapat menggunakan plastik, khusus masker bekas pakai pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah, plastik atau wadah yang yang di gunakan wajib dituli keterangan “limbah infeksius”, lalu dibuang tetapi dipisahkan dari sampah rumah tangga.
Kelima, cuci tangan dengan bersih setelah membuang masker bekas pakai.(*)