UTAMA
ASN Pemkab Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kupang, penatimor.com – Kasus orang meninggal karena gantung diri kembali terjadi lagi di Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kali ini seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang yang bertugas Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ditemukan tewas gantung diri.
Korban teridentifikasi TN (28), warga Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Korban ditemukan tewas gantung diri pada Rabu (16/10/2019) pagi sekitar pukul 05.50 Wita.
Korban diketahui baru lulus menjadi ASN Pemkab Kupang pada tahun 2019 dan baru selesai mengikuti kegiatan prajabatan pada Sabtu (12/10/2019) lalu di Kota Kupang.
Pada Selasa (15/10/2019) petang korban datang ke rumah pamannya, SM (35) warga Kabupaten Kupang. Korban datang dengan sepeda motor.
Korban mengetuk pintu dan dibukakan oleh SN (7) yang juga anak kandung SM yang saat itu sedang tidur di dalam kamar.
Setelah itu Semi Nggili pun masuk ke dalam rumah. Ia kaget melihat korban sudah dalam keadaan tergantung menggunakan kain sarung di atas kayu yang jarak dengan tanah sekitar 2,5 meter.
Melihat kejadian tersebut dan kondisi korban, SM pun memberitahukan kepada DS (48) yang merupakan tetangganya. SM pun melaporkan kejadian tersebut ke polisi di Polsek Takari.
Kapolsek Takari Ipda Arifin Abdurahman, SH yang dikonfirmasi Rabu (16/10/2019) mengaku kalau pasca mendapat laporan kasus ini, anggota Polsek Takari menuju ke tempat kejadian perkara di Desa Benu Kecamatan Takari.
Polisi juga menghubungi petugas Puskemas Takari untuk melakukan visum dan pemeriksaan medis. Polisi selanjutnya memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian dan bersama-sama dengan warga sekitar mengevakuasi korban.
“Menurut pemeriksaan luar yang dilakukan oleh dokter dan perawat Puskesmas Takari bahwa tidak ditemukan luka bekas penganiayaan, hanya ditemukan luka bekas sayatan di pergelangan tangan kanan dan kiri,” tandasnya.
Kapolsek Takari juga menjelaskan kalau diduga sebelum gantung diri, korban melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangan kanan dan kiri, karena ada darah, luka bekas sayatan di pergelangan tangan kanan dan kiri.
Korban juga baru dua kali datang ke rumah Semi Nggili. Yang pertama sekitar bulang Juli 2019, korban datang bersama dengan pamannya.
Dan yang kedua korban datang pada Selasa (15/10/2018) menggunakan sepeda motor Suzuki Satria FU warna putih seorang diri.
Kerabat korban, Semi Nggili mengakui kalau korban merupakan sosok yang cenderung pendiam dan tertutup.
“Saat ini korban sedang menjalani Pra Jabatan di Kota Kupang karena merupakan ASN baru,” ujarnya. (mel)
