OPINI
Pertarungan II Jokowi vs Prabowo, Siapa Menang?
Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)
SEMUA lembaga survei ternama seperti Poltracking, Populi Centre, Indikator Politik, Cyrus Network, Charta Politika, Indo Barometer, Alvara, LSI Denny JA, Y Publica dalam survei terbarunya telah menempatkan Jokowi-MA sebagai pemenang jika Pilpres dilakukan di waktu dekat ini, masalahnya pelaksanaan Pilpres masih kurang beberapa bulan lagi, yakni April 2019, hingga banyak orang harap-harap cemas bahkan ragu apa benar Jokowi-MA akan menang. Sebuah kekhawatiran yang tidak berlebihan, mengingat semakin gencarnya kubu Prabowo melakukan serangan politik secara total pada kubu Jokowi.
Untuk menjawab keraguan ini terpaksa saya harus berusaha berpikir keras, agar saya dapat memberikan analisa yang lebih obyektif, rasional, tajam dan akurat mengenai siapa yang menang atau yang kalah dari kedua kontestan Capres tsb.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN JOKOWI-MA:
Jokowi merupakan petahana yang sudah pernah menang melawan Prabowo di Pilpres 2014. Prabowo mengakar di Gerindra dan Hatta Rajassa saat itu mengakar di PAN. Keduanya saat itu didukung penuh oleh partai lainnya yang besar dan menengah serta berpengaruh, yakni Partai Golkar, PPP dan PKS, serta partai gurem PBB. Namun sekali lagi Jokowi meski dikeroyok oleh banyak partai besar saat itu tetap menang. Hanya saja sejak adanya Pilkada DKI tahun 2016 yang paling rusuh sepanjang sejarah, Jokowi terus menerus diserang dengan berbagai fitnah yang lambat laun menggerus elektabilitas Jokowi, mengingat masih tumpulnya sebagian daya kritis masyarakat terhadap info-info hoax yang diulang terus menerus tanpa henti. Kelemahan dari kubu Jokowi adalah ketidak seriusannya untuk mengubah strategi dari menahan serangan menjadi berbalik menyerang, meskipun Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-MA sudah mengeluarkan statement politik untuk mengubah strategi itu, namun dalam pelaksanaannya tidak begitu terlihat perubahannya.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN PRABOWO-SANDI
Prabowo harus diakui sangat cerdik dalam merangkul dan memanfaatkan kekuatan Islam fundamentalis. Mereka itu sebenarnya sangat kecil tetapi sangat militan dan terbiasa bergerak tanpa ada perintah, serta tak henti-hentinya terus bergerak melebarkan sayap dukungan. Saya sendiri pernah mengalami hidup sebagai pribadi yang seperti itu, meski saya dari dulu sangat anti untuk mengkafir-kafirkan orang lain yang tidak sepaham dengan saya. Karenanya saya sangat tidak heran mengapa mereka bisa bergerak seperti tidak ada letihnya. Keletihan itu akan muncul disaat kesadaran perlahan-lahan mulai tumbuh dalam jiwa mereka, bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, barulah mereka akan berhenti dengan sendirinya.
Pasukan penyebar hoax yang diinisiasi oleh pentolan-pentolan kubu Prabowo-Sandi ini memang tidak bisa diremehkan, akan tetapi berkat kesabaran dan keuletan dari seorang Jokowi, lautan massa buta yang berhasil kubu Prabowo ciptakan, pada akhirnya mampu dibelah secara perlahan-lahan oleh Jokowi. Ya, Jokowi bagaikan Musa yang membelah lautan dan kemudian Jokowi berjalan dengan tenang ke tengah lautan massa dengan selamat. Kalian telah melihat kejadian itu di momentum aksi 212 bukan? Dan para pemimpin pasukan itu satu persatu sekarang mulai beralih mendukung Jokowi bersama partai politiknya.
Golkar, PPP yang asli, PBB sekarang sudah berada di kubu Jokowi-MA. Di sisi lain pemimpin-pemimpin pasukan Prabowo sudah kabur dan sebagian besar masuk penjara karena perbuatan kriminal seperti korupsi, menyebarkan hoax dan melakukan tindak kekerasan atau penganiayaan. Panglima TNI dan KAPOLRI juga sangat setia pada Jokowi, tidak seperti Panglima TNI sebelumnya yang menyimpan agenda rahasianya sendiri setelah linglung dipuja-puji kubu Prabowo sebagai Sang Jenderal pembela Islam. PAN terbelah dan para pendirinya mengecam Amin Rais dukun politiknya Prabowo. SBY Baper, mulai memberikan dukungan totalnya pada Prabowo namun kader-kadernya di daerah malah memberikan dukungannya ke Jokowi-MA. Semua ini merupakan tanda paling kuat, bahwa Jokowi-MA benar-benar akan memenangkan pertarungan politik dalam PILPRES 2019.
Yang menjadi pertanyaan berikutnya, mampukah kubu Jokowi memanfaatkan situasi politik ini dengan sangat baik, yakni berjuang untuk memenangkan Jokowi-MA secara total? Islam Moderat jelas dukung Jokowi- MA, kelompok Nasionalis sejati jelas dukung Jokowi-MA, penganut agama Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghuchu sejati jelas dukung Jokowi-MA, kenapa kita masih ragu untuk menghadapi kaum oportunis yang bersekutu dengan kaum fundamentalis? Mereka hanya menguasai speaker hingga suaranya terdengar keras dan gaduh dimana-mana, tetapi kita yang berdiri di atas nalar yang sehat dan niat yang tulus untuk membentengi bangsa dan negara dari infiltrasi kaum oportunis dan barisan Satpam Surga, dengan izin Tuhan kita pasti menang asal kita maksimalkan kita punya tekad dan merealisasikan perjuangan ! Semoga…(SHE).
Jakarta, 2 Januari 2019.
Saiful Huda Ems (SHE). Advokat, pemerhati politik dan penulis yang menjadi Ketua Umum Pengurus Pimpinan Pusat HARIMAU JOKOWI.