Connect with us

POLKAM

Patris Lali Wolo: Pemerintah Harus Tambah Alsintan

Published

on

Anggota DPRD NTT, Patris Lali Wolo

Kupang, Penatimor.com – Anggota DPRD NTT, Paris Lali Wolo menyatakan, pemerintah provinsi melalui Dinas Pertanian NTT harus menambah alat mesin pertanian (Alsintan) terutama traktor besar dan kecil (hand tractor) agar pengolahan lahan bisa dilakukan tepat waktu sebelum musim tanam.

“Karena konsekuensi dari minimnya jumlah traktor ini, penanaman tidak dilakukan secara serentak,” ungkap Patris, Kamis (24/1/2019).

Wakil Ketua Komisi II DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, jumlah traktor besar dan kecil yang ada saat ini masih sangat minim yang mengakibatkan pengolahan lahan menjadi terhambat.

Idealnya, lanjut Patris, satu unit traktor mengolah lahan seluas lima hektar. Namun yang terjadi selama ini, satu unit traktor dipaksa untuk mengolah lahan seluas 20 sampai 25 hektar.

“Dampak lanjutannya adalah serangan hama tidak terkendali karena dalam satu hamparan, waktu tanam tidak serentak,” kata Patris.

Ironisnya lagi, jumlah tenaga pengamat hama pun sangat minim. Misalkan, di Kabupaten Nagekeo dan Sikka, pengamat hama hanya satu orang. Sedangkan luas areal tanam, baik tanaman pangan maupun perkebunan sangat luas. Akibatnya, para petani mengatasi hama tanaman sesuai pengetahuan dan kebiasaan yang dilakukan selama ini.

“Idealnya, satu orang tenaga pengamat hama menangani 3.000 hektar lahan padi, sehingga penanganannya lebih cepat ketika terserang hama dan penyakit,” ungkap Patris.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka ini menyampaikan, pemerintah juga harus membangun laboratorium di setiap zona pertanian. Sehingga ketika tanaman terserang hama atau penyakit, diagonasa bisa langsung dilakukan dan penanganannya pun lebih cepat.

“Karena yang terjadi selama ini, sampelnya harus dikirim ke Kupang untuk dilakukan diagnosa. Akibatnya, ketika hasil uji laboratium dan dilakukan penanganan, sudah sangat terlambat. Pasalnya, kasusnya sudah sangat meluas dan tanaman dimaksud tidak bisa terselamatkan lagi,” tandasnya. (R2)

Advertisement


Loading...