HUKRIM
Beri Keterangan Tambahan, Dua Pelaku Kasus Pembunuhan Oesapa Mengaku Tenny Konay tak Terlibat

KUPANG, PENATIMOR – Dugaan kriminalsiasi terhadap Marthen Soleman Konay alias Tenny Konay dalam kasus pembunuhan Roy Bolle di Oesapa kian terungkap.
Setelah melakukan perlawanan hukum dengan melayangkan gugatan Pra Peradilan terhadap Kapolresta Kupang Kota ke Pengadilan Negeri Kelas 1A Kupang.
Rabu (25/10/2023), dua tersangka kasus pembunuhan Oesapa yakni Matheos Alang alias Tejo dan Mariyanto Laubura alias Ito memberikan keterangan tambahan terkait berkas perkara tersangka Marthen Konay alias Tenny Konay.
Didampingi Anton Ali dan Fransisco Bessi selaku kuasa hukumnya, Matheos Alang alias Tejo dan Mariyanto Laubura alias Ito kepada penyidik Polresta Kupang Kota.
Matheos Alang alias Tejo dalam keterangan tambahannya menyebutkan bahwa keduanya tidak pernah mengetahui tentang voice note berisi pesan suara yang digunakan penyidik untuk menjerat Teny Konay sebagai tersangka.
Tejo pun sama sekali tidak pernah melihat salah satu tersangka lainnya yakni Ruben Logo memperdengarkan voice note dan tidak pernah mendengar rekaman voice note tersebut, sebagaimana yang dituduhkan.
Menurut Anton Ali, dalam keterangan tambahan tersebut Tejo mengaku sempat terlibat duel Roy Bolle hingga melakukan penusukan kepadanya. Penusukan yang dilakukan Roy Bolle hingga meninggal dunia spontan dilakukan karena terlibat duel bukan karena disuruh atau dianjurkan oleh sipapun.
Kepada penyidik juga jelas Anton Ali, Tejo mengaku berada di Oesapa karena dihubungi oleh Obed Magang bukan Stevy Konay. Saat dihubungi Obed Magang, Tejo sementara tidur sehingga istrinya yang menerima telepon dan membangunnya kemudian menuju ke Oesapa.
Sementara keterangan Ito kepada penyidik jelas Anton Ali adalah berkaitan dengan voice note yang dipakai penyidik menjerat Marthen Konay. Keterangan Ito sama dengan keterangan Tejo yaitu tidak mengetahui soal voice note kemudian tidak melihat Ruben Logo memperdengar voice note tersebut serta tidak mendengar voice note tersebut.
“Dua tersangka tadi memberikan keterangan tambahan terkait keterlibatan Tenny Konay dalam kasus pembunuhan Roy Bolle di Oesapa. Inti dari keterangan mereka dua (Tejo dan Ito) terkait dengan status Tenny Konay adalah satu, mereka (Tejo dan Ito) tidak tahu tentang voice note,” jelas Anton Ali.
“Yang kedua, mereka (Tejo dan Ito) tidak melihat Ama Logo (Ruben Logo) perdengarkan voice note. Yang ketiga, mereka (Tejo dan Ito) tidak pernah dengar voice note tersebut,” tegas mantan Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana ini.
Untuk diketahui dari hasil penelurusan media ini diduga sebelum turun ke lokasi, Paul Betan sempat menghubungi Erminnoldus Adam Senlau alias Gomez untuk menurunkan ‘pasukan’ guna melakukan pengamanan saat dirinya bersama kliennya Mira Singgi melakukan aktifitas di Oesapa.
Sayangnya, Erminnoldus Adam Senlau alias Gomez menolak karena tidak ada kesapakatan soal bayaran pengamanan. Meski Gomez sudah mengumpul anak-anak (pasukan) dan sudah turun ke Oesapa menggunakan satu unit mobil pickup untuk melakukan pengamanan terhadap Paul Betan dan Mira Singgi.
Gomez kemudian menghubungi Donny Konay dan Obet Magang menginformasikan soal aktifitas Paul Betan bersama Mira Singgi di Oesapa. Untuk memastikan informasi dari Gomez ini, Obet Magang kemudian menghubungi Stevy Konay. Setelah mendapat kepastian dari Stevy Konay, Obet Magang akhirnya menghubungi Matheos Alang alias Tejo untuk segera ke Oesapa.
Matheus Alang alias Tejo sementara tidur ketika dihubungi Obet Magang, sehingga dibangunkan istrinya yang menerima telepon tersebut. Tejo pun langsung pamit kepada istrinya menuju ke Oesapa usai mendapat perintah dari Obet Magang agar segera ke Oesapa.
Gomez sempat dimintai keterangan oleh penyidik namun kemudian dilepas karena diduga memberikan keterangan palsu dengan memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya. Diduga Gomez telah kabur ke Jakarta sejak dua pekan yang lalu pasca peristiwa Oesapa.
Selain itu, Paul Betan sempat menghubungi tiga oknum wartawan untuk bersama-sama ke lokasi Oesapa guna melakukan peliputan terkait aktifitasnya tersebut. Diduga ketiga oknum wartawan tersebut bekerja pada media cetak yang ada di Kota Kupang. Dengan fakta-fakta ini patut diduga Paul Betan adalah dalang dibalik kasus pembunuhan Roy Bolle di Oesapa. (den)
