HUKRIM
Karnaval Budaya yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk
KEFAMENANU, PENATIMOR – Suasana ceria dan meriah dari karnaval budaya di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, tiba-tiba berubah menjadi sebuah tragedi yang mengerikan. Empat remaja peserta karnaval mengalami penderitaan serius akibat penganiayaan oleh sekelompok warga setempat.
Empat remaja tersebut, Yakobus Heka, Wilko Kofi, Robertus Kefi, dan Alberto Heka, kini sedang dirawat di rumah sakit akibat luka-luka yang mereka derita. Wilko Kofi mengalami patah tulang tangan kiri, Yakobus Heka menderita luka di seluruh tubuh termasuk wajah, Robertus Kefi menderita cedera serius di leher dan kepala, sementara Alberto Heka mengalami memar di seluruh tubuhnya dan cedera di perut.
Kasus tragis ini segera dilaporkan ke Kepolisian Resor TTU dengan nomor laporan LP/B/314/IX/2023/SPKT/Polres TTU/Polda NTT. Orangtua salah satu korban, Gildus Sena, menyatakan, “Kejadian ini terjadi semalam, dan kita sudah melaporkannya ke Polres pada pukul 04.00 Wita pagi tadi.”
Penganiayaan ini diduga bermula dari perselisihan terkait pembayaran karcis parkir. Saat karnaval berlangsung, para pemuda yang bertugas memungut uang karcis meminta empat pemuda ini membayar sejumlah uang, yaitu Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10.000 untuk mobil.
Namun, empat remaja ini sebagai peserta berpendapat bahwa mereka seharusnya tidak perlu membayar, tetapi mereka dipaksa dengan alasan uang tersebut akan disalurkan ke pemerintah daerah.
Gildus Sena menambahkan, “Karena kami adalah peserta, maka seharusnya tidak perlu membayar, tetapi mereka memaksa kami dengan alasan untuk pemerintah daerah.” Namun, ketika mereka pulang ke rumah, mereka dihadang dan dianiaya oleh sekelompok warga.
Kabar baiknya, polisi dikabarkan telah mengantongi nama-nama pelaku penganiayaan ini dan akan segera melakukan penangkapan. Saat ini, kepolisian juga sedang berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan balas dendam dari kelompok pemuda yang menjadi korban penganiayaan tersebut. Semoga penangkapan para pelaku dapat membawa keadilan bagi empat remaja yang mengalami penderitaan ini dan mengembalikan ketenangan di Kefamenanu. (bet)