KOTA KUPANG
Peringati 23 Tahun Integrasi, Ratusan Pejuang Eks Timor-Timur Ziarah ke TMP Dharma Loka
KUPANG, PENATIMOR – Ratusan pejuang eks Timor-Timur berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Loka Kupang, Sabtu (3/9/2022) siang.
Ziarah ini untuk memperingati 47 tahun gugurnya para pejuang Timor-Timur, tepatnya pada tahun 1974 silam.
Termasuk peringatan 23 tahun integrasi Timor-Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelum peletakan karangan bunga, mereka menggelar upacara mengenang jasa para pahlawan.
Ziarah dihadiri oleh perwakilan dari 13 kabupaten eks Provinsi Timor-Timor yang tersebar di seluruh wilayah NTT.
Setelah itu mereka menabur bunga dan membakar lilin di pusara para pahlawan, dimulai dari makam mantan Gubernur Timor-Timur Jose Abilio Osorio Soares, kemudian makam Edmundo Da Conceicao Silva, Jose Catarino G.M.T. De Melo, hingga makam mantan Gubernur NTT El Tari dan Piet A. Tallo.
Para tokoh pejuang integrasi dari 13 kabupaten eks Provinsi Timor-Timur hadir dalam ziarah ini, seperti Eurico Guterres, anak-anak mantan Gubernur Timor-Timur Abilio Soares (Alm), Angelino da Costa, Moko Soares dan Joao Meco.
Ketua Forum Komunikasi Pejuang Timor-Timur (FKPTT) Eurico Guterres kepada awak media ini, menjelaskan, sebagai generasi penerus para pejuang yang telah gugur 47 tahun silam, mereka ingin mengenang jasa para pahlawan dengan melakukan tabur bunga dan bakar lilin.
Kegiatan ini juga untuk mengawali reuni akbar 23 tahun seluruh warga eks Timor-Timur pasca jajak pendapat tahun 1999.
“Tanggal 4 September itu kami yang ada di seluruh Indonesia dan luar negeri, memasuki 23 tahun pasca jajak pendapat di Timor-Timur tahun 1999,” sebut Eurico Guterres.
Lanjutnya, reuni akbar seluruh pejuang intergrasi akan digelar di lapangan Somra Naibonat, Kabupaten Kupang, Minggu (4/9/2022).
Reuni akbar ini akan dihadiri oleh ribuan warga eks Timor-Timur yang ada di seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri.
“Selain itu kita akan berikan kesempatan kepada semua yang hadir untuk menyampaikan isi hati mereka,” imbuhnya.
Eurico menambahkan, dalam reuni akbar kali ini akan dibahas bersama hal-hal yang kurang untuk terus dibenahi.
Hal ini karena dahulu Timor-Timur pernah menjadi provinsi ke-27 di Indonesia yang kemudian jajak pendapat 1999 terpisah menjadi negara sendiri.
“Kami yang bertahan untuk tetap memilih bergabung dengan Indonesia hingga tahun yang ke 23, sehingga kita harus berefleksi dan mungkin ada hal-hal yang harus diperbaiki atau benahi agar menjadi sebuah harapan yang terbaik bagi seluruh kami yang tetap memilih menjadi orang Indonesia,” jelasnya.
Harapannya, pemerintah Indonesia tidak mengabaikan eks pejuang maupun warga negara Indonesia asal Timor-Timur.
Eurico Guterres berkeyakinan seluruh perhatian pemerintah ada, namun pelaksanaan di lapangan yang selalu salah sasaran.
“Kesalahan pelaksanaan di lapangan yang selalu salah sasaran, namun semua itu sudah saya laporkan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, dan semuanya segera ditindaklanjuti. Kita tidak sedang mencari siapa yang salah dan benar di sini, tapi kita selalu mendukung pemerintahan Indonesia bekerja sama dengan negara manapun termasuk Timor Leste. Tapi jangan melupakan orang-orang yang tetap setia kepada Indonesia, itu harapan kami,” pungkas Eurico Guterres. (wil)