HUKRIM
SADIS! Rumah Dibakar, 4 Orang Tewas, 3 Kritis

Waikabubak, penatimor.com – Kasus penganiayaan berat dan pembakaran sebuah rumah yang menyebabkan empat orang tewas terjadi di Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT.
Kasus ini terjadi di Kampung Golusewu, Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat pada Senin (1/3/2021) malam.
Selain empat orang tewas, ada 1 korban luka berat dan 2 korban luka ringan.
Pelaku yang membakar rumah dan menyebabkan 4 korban tewas pun mengalami luka berat dan sekarat dihajar massa.
Korban penganiayaan berat yakni Toda Lero (55) mengalami luka robek lebar pada pergelangan tangan kiri yang hampir putus serta luka robek sedang pada tulang kering kaki kanan.
Korban luka ringan, Keladi Seli (33), warga Kampung Praiijing, Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat mengalami luka robek pada ibu jari dan jari telunjuk.
Korban penganiayaan ringan yakni Aristo Rius Lero (19), warga Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat mengalami luka lebam pada pundak kiri.
Sedangkan untuk korban meninggal dunia akibat terbakar masing-masing Jodi Poro Ama Louru (90), Sori Kadi Ina Louru (85), Agustina Lende alias Ina Saingu (50) dan Ariance Nija Jala (25).
Korban tewas terbakar di rumah mereka di Kampung Golusewu, Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat.
Rumah keempat korban tewas ini dibakar oleh Seingu Riamu (30) yang juga warga Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat.
Seingu Riamu sekarat dan dirawat intensif pasca dihajar massa dan mengalami luka robek pada lengan kanan, lengan kiri, pelipis kiri, patah tulang serta robek pada tulang kering.
Kemudian luka pada bibir, memar di dada sebelah kiri, luka robek di tempurung kepala bagian belakang serta luka robek pada punggung belakang.
Diperoleh informasi kalau pada pukul 20.00 wita, Seingu Riamu datang ke rumah Melkianus Poro Tana.
Ia malah bertemu Aristorius Lero dan bertanya keberadaan orang tua Seingu Riamu.
Aristorius menjawab kalau ayah dari Seingu Riamu sedang tidur.
Seingu Riamu meminta parang kepada Melkianus Poro Tana namun Melkianus ragu untuk memberikan parang.
Seingu beralasan kalau ada polisi di bawah rumah dan Seingu Riamu sempat mengajak Melkianus untuk ke jalan. Namun Melkianus enggan mengikuti ajakan itu.
Seingu Raimu langsung merampas parang milik dari Melkianus Poro Tana dan langsung membacok Melkianus dari bagian belakang namun nyaris mengenai tangan kiri Melkianus.
Melihat aksi dari Seingu Riamu ini, Melkianus langsung melompat di halaman rumah untuk menghindari serangan dari Seingu Riamu.
Seingu Riamu melanjutkan aksi nya dengan memukul Aristorius Lero menggunakan belakang parang yang mengenai bahu kiri.
Korban Aristo langsung lari menyelamatkan diri, sehingga salah satu warga, Keladi Seli datang menolong namun pelaku langsung memotong Keladi Seli mengenai pergelangan tangan kanan dan lengan kiri.
Setelah itu Seingu Riamu langsung membakar rumah milik Jodi Poro Ama Louru. Akibatnya 4 orang (2 orang lansia) terdiri dar 1 orang pria dan 3 orang wanita yang berada dalam rumah ikut terbakar hangus.
Empat orang korban meninggal dunia serta 1 buah rumah terbakar.
Diperoleh informasi kalau pada bulan Januari 2021, ayah Seingu Riamu meninggal dunia dan Seingu mulai berubah tingkah laku.
Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto, SIK., MH., yang dikonfirmasi, Senin (1/3/2021) malam mengaku kalau Seingu Riamu sebagai pelaku pembakaran rumah babak belur dihajar massa.
“Pelaku pembakaran rumah juga dibacok warga dan dihajar massa,” ujar Kapolres.
Kapolres juga menyatakan keprihatinannya atas pembakaran rumah menyebabkan dua orang lansia dan 2 orang penghuni rumah yang lain tewas dan hangus.
Sejumlah warga mengakui kalau Seingu Riamu mengalami gangguan jiwa namun pihak kepolisian tidak bisa serta merta mempercayainya.
“Kalau dia gangguan jiwa, harus ada surat keterangannya kalau dia betul gangguan jiwa. Tapi untuk sementara Seingu Riamu yang juga luka parah dihajar massa dirawat di rumah sakit dan kita tetap proses,” kata Kapolres.
Kapolres pun langsung ke lokasi kejadian menemui lurah, camat dan tokoh masyarakat.
“Semua sepakat mempercayakan penanganan kasus ini kepada polisi,” tandas Kapolres Sumba Barat. (wil)
