Connect with us

PENDIDIKAN & SASTRA

Wakapolda NTT Tatar Mahasiswa Baru STAKN Kupang tentang Radikalisme

Published

on

Wakapolda NTT Brigjen Pol Johni Asadoma memaparkan materinya pada pembekalan mahasiswa baru STAKN Kupang, Selasa (10/9).

Kupang, penatimor.com – Wakapolda NTT
Brigjen Pol Johni Asadoma menjadi narasumber dalam kegiatan pembekalan mahasiswa baru Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang tahun akademik 2019/2020.

Kegiatan ini mengangkat tema, “Membangun Pola Pikir Mahasiswa yang Berwawasan Berkebangsaan”.

Kegiatan ini berlangsung di halaman kampus STAKN Kupang, Jalan Gunung Fatuleu, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Selasa (10/9).

Wakapolda Johni Asadoma pada kesempatan ini membawakan materi tentang radikalisme.

Dijelaskan, radikalisme paling berbahaya kalau tidak dicegah, karena akan menghancurkan negara kita, seperti tentang isu agama dan suku yang baru saja terjadi.

“Negara kita Indonesia ini adalah negara yang hebat, karena dengan beraneka ragam suku, lebih kurang ada 250 suku yang terdiri dari ribuan pulau,” sebut Wakapolda.

Radikal menurut mantan Wakapolda Sulawesi Utara itu, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Radic” yang bermakna ekstrem yang menyeluruh sampai akar-akarnya, dan fundamental fanatik.

Radikalisme atau terorisme menurut Wakapolda adalah suatu paham yang tidak menerima kondisi suatu bangsa atau suatu kelompok yang dianggap tidak ada kemajuan dan ingin merubah bangsa tersebut secara refusioner sampai ke akar-akarnya.

Radikal terdiri atas beberapa bentuk yaitu radikalisme agama, suku etnis, dan radikalisme nasionalisme, sehingga kalau hal ini terjadi akan menghancurkan bangsa.

Sehingga radikalisme sangat berkembang pesat apabila tidak segera dicegah, karena juga bisa tumbuh di dunia pendidikan terutama di mahasiswa.

“Sehingga pembekalan seperti ini bagus untuk menguatkan dan merawat naturalisme. Merawat keberagaman dan kebhinekaan ini yang paling penting,” kata Johni yang juga Ketua Umum PB Pertina.

Karena radikal menurut dia, tumbuh di mana saja, termasuk di NTT, khususnya Kota Kupang kuga sudah tumbuh gerakan radikal ini.

Untuk itu, kita harus bisa berupa agar terhindar dari bahaya radikalisme dan terorisme, sehingga hidup dengan aman dan tentram.

Wakapolda juga memotivasi semua mahasiswa baru sebagai calon guru, agar menekuni profesi yang diemban, karena pekerjaan guru sangat mulia yaitu memintarkan anak-anak dan membuat karekternya lebih bagus.

Termasuk, mendidik peserta didik menjadi orang yang baik, apalagi sebagai guru agama Kristen mengajarkan tentang ajaran Tuhan Yesus Kristus.

Mahasiswa baru juga harus fokus dan maksimal dalam menuntut ilmu, khususnya menguasai disiplin ilmu agama yang dipelajari.

“Harus juga menguasai dalam berbahasa Inggris, karena perkembangan bahasa sangat penting dan menguasai ilmu teknologi. Sebab perkembang zaman yang semakin canggih. Kalau ketiga hal ini kita dikuasai, pasti kalian akan menjadi sukses,” kata Wakapolda. (wil)

Advertisement


Loading...