Kupang, Penatimor.com – Selain sebagai peristiwa politik, Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) adalah juga peristiwa kebudayaan demi membangun sebuah nation and character building. Sebab tak ada bangsa yang besar tanpa menghormati martabat bangsa sendiri.

“Warna kebudayaan akan menonjol dalam perhelatan kongres,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Jumat (2/8/2019) saat meninjau persiapan Kongres V yang akan dilaksanakan di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali pada 8 – 10 Agustus.

Untuk itu, kata Hasto, akan ada pentas seni yang akan ditampilkan di dalam kongres nanti. Sudah ada beberapa yang mengajukan pendaftaran. Seperti seniman dari Banyuwangi, Yogyakarta, NTT, dan Jawa Barat.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur (NTT), Yunus Takandewa mengatakan pihaknya telah melakukan pencermatan mendalam terhadap sejumlah musisi NTT yang memiliki keahlian khusus.

Hasilnya, PDI Perjuangan NTT menetapkan untuk memberikan kesempatan kepada Vivian Tjung, musisi milenial profesional yang telah memiliki kecakapan, jam terbang cukup dan mampu beradaptasi dengan suasana Kongres V PDI Perjuangan di Denpasar, Bali.

“Vivian Tjung akan memainkan alat musik sasando untuk beberapa lagu pilihan seperti Hymne dan Mars PDI Perjuangan, My Way sebagai salah satu lagu favorit Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri,” ungkap Yunus, Senin (5/8/2019).

Menurut Yunus, beberapa lagu pilihan lainnya juga siap dibawakan termasuk lagu berkarakter lokal seperti Gemu FA Mi Re yang akan menggebyarkan malam gala dinner tanggal 7 Agustus yang akan dimulai pukul 19.00 Wita di Inna Grand Bali Beach Hotel.

“Semua persiapan telah dilakukan, dan DPD telah memberikan informasi resmi ke DPP dan telah terekam oleh panitia lokal,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD NTT ini menambahkan, pesan Kongres V yang dibalut dalam suasana kebudayaan, ingin menguatkan pesan idiologis di tengah-tengah munculnya kelompok anti Pancasila.

“PDI Perjuangan menonjolkan suasana kembali kepada jati diri bangsa atau nation and character building membumikan Pancasila sebagai perekat bangsa,” pungkas Yunus. (ale)