Connect with us

POLKAM

NTT Jadi Daerah Prioritas Perhatian Kementerian ESDM

Published

on

Menteri Jonan dan Wagub Nae Soi melihat pesebaran PJTUS, LTHSE dan Sumur Bor, sembari mendengarkan penjelasan dari Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Sabtu (23/3/2019). (Foto/Humas Pemprov NTT).

Kupang, Penatimor.com – Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu daerah prioritas perhatian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Kementerian ESDM RI).

Menteri ESDM, Ignasius Jonan sampaikan ini saat meresmikan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS), Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan Sumur Bor Air Bersih untuk NTT di Sekolah Luar Biasa Negeri Kupang, di Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu sore (23/3/2019).

Menurut Menteri Jonan, Kementerian ESDM akan berupaya optimal untuk meningkatkan penyediaan listrik dan air minum di provinsi berbasis kepulauan itu.

“Hati saya pasti di NTT. Coba aja, bawa foto saya tanpa nama dari Atambua sampai Kupang, dari Larantuka sampai Labuan, pasti orang tau saya. Saya jarang sekali melakukan peresmian. Dari 200 peresmian proyek kementerian ESDM, saya hanya kebagian sepuluh termasuk hari ini di NTT. Saya biasanya pilih daerah yang butuh perhatian lebih,” ungkap Jonan.

Jonan menyatakan, Kementerian ESDM bertekad membantu pemenuhan kebutuhan listrik dan air masyarakat NTT. Ratio Elektrifikasi di NTT merupakan yang terendah di Indonesia. Hanya sekitar 62 persen, berada di bawah Maluku dan Papua. Papua sudah mencapai 90 persen lebih.

“Kami sudah sepakat. PLN akan mati-matian memenuhi sampai 90 persen lebih. Hanya kami minta, kalau kesulitan lahan dan lain sebagainya, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota bisa membantu kami mengatasi ini,” kata mantan Menteri Perhubungan tersebut.

Dia mengungkapkan, dalam mendukung upaya peningkatan elektrifikasi di NTT, Kementerian ESDM juga akan terus meningkatkan pengadaan PJUTS. Juga LTSHE untuk rumah-rumah masyarakat yang tidak mampu bayar listrik dan tidak punya jaringan PLN.

“Tahun 2018, PJUTS untuk NTT 1.034 titik. Tahun 2019, dari sekitar 21.280 seluruh Indonesia, NTT dapat 1.000. NTT dapat sepuluh persen atau 2.000 titik untuk penerangan jalan di NTT. NTT usul aja selama lima tahun, butuh PJUTS berapa supaya bisa dicicil selama 5 tahun,” ungkapnya.

Untuk masyarakat yang ada jaringan listrik, tapi tidak mampu bayar biaya sambung, Jonan mengatakan, Kementerian ESDM bersama PLN akan mencarikan biaya sambung. “Untuk LTSHE, tahun ini jatahnya NTT hanya sekitar 13 ribu, tapi saya tegaskan dengan teman-teman, kita naikan sampai 25 ribu,” tegasnya.

Khusus untuk pengadaan air bersih,kata Jonan, pihaknya juga akan berupaya maksimal. Karena kebutuhan air bersih sangat vital. Jika tidak ada listrik, masih bisa pakai lilin atau lampu pijar. Sementara air bersih tidak bisa diganti terlebih untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

“Air ini sangat penting, jauh lebih penting dari penerangan. Tahun lalu, NTT hanya dapat 11 unit dari 506 unit pembangunan sumur bor di seluruh Indonesia. Saya secara pribadi agak menyesal. Karena saya tau daerah ini kebanyakan sulit air,” katanya.

Mantan Direktur PT Kereta Api Indonesia ini mengatakan, untuk tahun 2019, dari 650 pembangunan sumur bor, sebanyak 15 unit dialokasikan untuk NTT. Tetapi akan ditambah 35 unit menjadi 50 titik untuk bisa melayani 150 sampai 200 ribu jiwa.

“Kita akan kurangi satu atau dua dari daerah lain demi NTT. Kalau ada kesulitan lahan, tolong Pak Gubernur atau Wagub dan teman-teman kepala daerah, bisa memfasilitasi untuk atasi hal ini,” tandas Jonan.

Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi sangat mengapresiasi perhatian Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM bagi NTT. Dalam spirit NTT Bangkit Menuju Sejahtera, Pemerintah Provinsi terus bertekad untuk membangun JaLA (Jalan, Listrik dan Air) yang lebih baik.

“Ignasius Jonan merupakan my old friend. Dia datang ke sini untuk menerangi NTT yang masih gelap gulita dan kekurangan air bersih. Pak Jonan memiliki keserasian yang sangat erat dengan NTT, sulit dipisahkan oleh apapun juga,” kata Wagub Nae Soi.

Dengan adanya dukungan dari Kementerian ESDM, lanjut Nae Soi, kebutuhan listrik dan air akan dapat terpenuhi. Dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat NTT juga membantu mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat NTT.

“Kesejahteraan merupakan manifestasi dari Pancasila. Karena pada akhirnya output Pancasila merupakan keadilan sosial dan outcome-nya adalah kesejahteraan. Kami akan ganggu terus Pak Menteri beserta jajarannya supaya memperhatikan NTT,” pungkas Nae Soi.

Untuk diketahui, Tahun 2018 ada 1.034 PJUTS meliputi tiga kabupaten/kota yakni Kota Kupang sebanyak 175 titik, Kabupaten Belu 425 titik dan Manggarai Barat 434 titik. LTSHE Tahun 2018 berjumlah 4.288 unit yang tersebar pada 52 desa di 9 kabupaten yakni Kabupaten Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, TTS, TTU, Belu, Sumba Timur dan Sumba Tengah.

Sementara untuk Sumur Bor Tahun 2018 sebanyak 11 buah yang tersebar di Kabupaten Rote Ndao 2 unit, Alor 1 unit, Belu 6 unit, TTU 1 unit dan Malaka 1 unit. (R2)

Advertisement


Loading...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PENDIDIKAN & SASTRA

Neda Lalay Berbagi Kisah Inspiratif di Seminar Nasional Prodi Ilmu Politik Undana

Published

on

Seminar Nasional dengan tema "Keterwakilan Perempuan Pada Pemilu 2024: Antara Prosedural dan Ketimpangan," yang digelar oleh Program Studi Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang pada Senin, 13 Mei 2024.
Continue Reading

PILKADA

Marsianus Jawa Bersaing dalam Fit and Propertest Demokrat

Published

on

Marsianus Jawa (net)
Continue Reading

PILKADA

Menakar Calon Kuat Pilkada Lembata 2024: Popularitas, Elektabilitas, dan ‘Isi Tas’

Published

on

Kantor Bupati Lembata (net)
Continue Reading