UTAMA
Sudah 204 Kasus DBD di Kota Kupang, 4 Meninggal Dunia
Kupang, penatimor.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama tahun 2018 di Kota Kupang sebanyak 204 kasus, dan merenggut nyawa empat pasien.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr. Ari Wijana saat diwawancarai di Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Selasa (25/12).
“Kami juga baru menerima laporan, adanya pasien DBD yang dirujuk di RSIA Dedari dan Siloam. Dan ada satu yang meninggal, sehingga kami dari Dinas Kesehatan sementara melakukan observasi ketat, atau penyelidikan epidemiologi, untuk mengetahui secara pasti apa penyebab kematiannya, apakah murni karena DBD ataukah ada penyakit lain,” kata Ari Wijana
Ari menjelaskan, pasien yang diduga meninggal karena DBD itu berasal dari Kelurahan Lasiana. Jika nantinya hasilnya keluar, pasien meninggal karena DBD maka akan dilakukan fogging di kelurahan Lasiana, karena sudah terindakasi nyamuk DBD.
“Kita harus cek secara pasti, jika memang benar karena DBD maka harus segera ditindaklanjuti, agar jangan sampai anak-anak lain di wilayah tersebut juga terkena DBD,” ujarnya.
Ari mengungkapkan, jika hasil penyelidikan menunjukan kematian karena DBD, maka dalam tahun 2018, sudah ada empat pasien DBD yang meninggal, karena diawal tahun, Januari sampai Maret, terdata ada tiga pasien meninggal, dan di Desember ini terdata satu orang lagi, maka totalnya empat pasien DBD meninggal.
Sementara jumlah kasus yang terjadi awal Januari sampai Maret 2018 sejumlah 197 kasus, ditambah Desember ini 7 kasus totalnya 204 kasus.
Ari meminta para orangtua agar lebih waspada terhadap DBD, terlebih di masa hari raya ini, semua disibukkan dengan berbagai acara, terkadang lupa akan kesehatan, terutama anak-anak yang tidak bisa menyampaikan keluhannya.
Dalam hal ini orangtua harus lebih peka terhadap kondisi anak.
“Jika anak tiba-tiba panas, maka harus segera dibawa ke Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan terdekat, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ari Wijana.
Ari mengimbau, masyarakat agar terus melakukan 3M, yaitu menguras tempat penampuangan air, menutup bak penampung air dan mengubur barang bekas.
Selain itu, masyarakat juga perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, karena dengan banyaknnya sampah yang menumpuk lebih berpotensi untuk menjadi sarang nyamuk.
“Biasanya di musim penghujan ini banyak sampah yang meluap karena banjir. Hal ini harus diwaspadai, jangan sampai banyak barang bekas yang menampung air dan akhirnya menjadi sarang nyamuk berkembang,” katanya.
Untuk itu kata Ari, masyarakat harus sadar akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan. Selain kebersihan, masyarakat juga perlu menjaga kesehatan tubuh, dengan makan makanan bergizi dan bersih, agar terhindari dari diare.
“DBD dan diare menjadi virus yang mudah menyerang ketika musim penghujan. Masyarakat harus meningkatkan daya tahan tubuh untuk memproteksi diri dari berbagai virus berbahaya,” ungkapnya. (R1)