UTAMA
Bendera Raksasa Berkibar di Batas RI-RDTL
Atambua, penatimor.com – Bendera merah putih ukuran raksasa sepanjang ribuan meter dikibarkan masyarakat, Polri dan TNI di wilayah perbatasan RI-RDTL, Rabu (16/8) siang.
Pengibaran bendera merah putih ukuran raksasa ini dilakukan Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing, SIK MH, Dandim 1605/Belu Letkol Inf CZI I Putu Dwika, Bupati Belu, Willy Lay serta ratusan anggota TNI, Polri dan masyarakat umum di sebuah bukit di Dusun Motaain Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu.
Prosesi pengibaran bendera raksasa ini diawali dengan pemancangan sejumlah tiang dan bendera merah putih di sejumlah titik.
Seluruh peserta pun mengikatkan kain merah putih pada kepala. Ratusan peserta pun memegang kayu dan bendera merah putih serta melakukan sikap sempurna dan penghormatan.
Pada saat semua peserta melakukan sikap sempurna dan posisi hormat, perlahan-lahan bendera merah putih raksasa dikibarkan dari atas bukit hingga 60 meter ke bawah.
Proses pengibaran pun dilakukan sejumlah anggota TNI, Polri dan anggota SAR disambut sikap hormat ratusan warga, TNI dan Polri yang hadir.
Usai bendera merah putih raksasa dikibarkan, seluruh peserta pun menyanyikan lagu-lagu perjuangan sambil mengibarkan bendera-bendera merah putih ukuran sedang yang dipegang.
Peserta juga meneriakkan yel-yel membakar semangat peserta.
Panas terik matahari diabaikan peserta yang larut dalam kegembiraan dengan prestasi pengibaran bendera merah putih raksasa ini.
Bupati Belu, Willy Lay yang ditemui disela-sela kegiatan ini mengungkapkan kegembiraan dan apresiasinya atas kegiatan bersama yang digelar untuk membentangkan bendera merah putih ukuran ribuan meter ini.
“Ini (pengibaran bendera merah putih raksasa) merupakan salah satu cara masyarakat di tapal batas RI-RDTL memperingati HUT RI ke 73,” ujarnya.
Ia juga memuji ide kreatif Kapolres Belu dan Dandim Belu merancang kegiatan akbar tersebut dengan memasang bendera raksasa di daerah batas.
“Salah satu cara masyarakat dari tepian negeri untuk Indonesia,” tambah bupati Belu.
Di kesempatan yang sama, Kapolres Belu AKBP Christian Tobing, SIK MH mengaku kalau bendera merah putih ukuran ribuan meter ini dikerjakan dna dipesan khusus di Bandung Jawa Barat dan waktu pengerjaan selama satu bulan.
Pengibaran bersama instansi pemerintah ini sangat erat kaitan dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan masyarakat di wilayah perbatasan.
“Terkait dengan semangat nasionalisme, kebangsaan dan menanamkan jiwa-jiwa patriotisme kepada masyarakat,” ujar mantan Kabag Binkar Biro SDM Polda NTT ini.
Mantan Kabag Psikologi Biro SDM Polda NTT ini juga mengakui kalau pelibatan siswa, mahasiswa KKN dan masyarakat umum juga bertujuan menggelorakan rasa nasionalisme kepada generasi muda dan masyarakat di tapal batas.
Selain itu, jebolan Akpol tahun 2000 ini mengakui kalau kerjasama dan persatuan di wilayah batas baik dengan TNI, Polri maupun masyarakat tetap terjaga dan terjalin dengan baik.
Dandim 1605, Letkol Inf CZI I Gusti Putu Dwika menegaskan kalau kegiatan tersebut merupakan wujud TNI, Polri dan pemerintah daerah mendukung seluruh kegiatan pemerintah pusat di wilayah batas.
TNI dan Polri pun siap bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pembangunan di wilayah perbatasan RI-RDTL.
Warga Antusias Bentangkan Bendera di PLBN Motaain
Dari Motaain, peserta bergeser ke pos lintas batas negara (PLBN) di Motaain Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu.
Wilayah ini merupakan batas antara Timor Leste dan RI. Di wilayah ini terdapat PLBN megah sebagai pintu masuk masyarakat ketika hendak ke Timor Leste atau pun sebaliknya.
Di lokasi tersebut lagi-lagi Polri, TNI, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum melakukan kegiatan pembentangan bendera merah putih sepanjang 3.000 meter.
Anggota Polri, TNI, masyarakat umum, tokoh agama dan para pejabat pemerintah termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat pun kembali berbaur membentangkan bendera di tapal batas sambil menyanyikan sejumlah lagu perjuangan.
Peserta mengusung bendera merah putih mengelilingi pos lintas batas negara RI-RDTL. Kegiatan akbar yang berlangsung meriah dan semarak ini tidak menganggu arus keluar masuk kendaraan dan warga dari dan ke Timor Leste maupun sebaliknya.
Sejumlah penumpang kendaraan travel dari Indonesia ke Timor Leste justru ikut berbaur membentangkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Sementara penyebrangan warga dan kendaraan dari Timor Leste ke Indonesia juga berhenti beberapa saat hingga prosesi pembentangan bendera merah putih selesai dilakukan.
Yasinta Manek, siswa SMPN Tasifeto Timur mengaku kalau ia dan sejumlah rekannya bangga dengan kegiatan tersebut menjelang HUT RI ke 73.
“Kami bangga dan senang karena baru pertama kali ada kegiatan seperti ini. Semoga kedepan ada lagi kegiatan-kegiatan lain di wilayah batas,” ujar warga Desa Silawan ini.
Mikael Nahak (23) salah seorang mahasiswa KKN di wilayah Kabupaten Belu mengaku kalau kesempatan tersebut merupakan kesempatan langka yang jarang terjadi.
“Kami bersyukur bisa KKN di sini sehingga kami terlibat dalam kegiatan membentangkan bendera merah putih sepanjang tiga kilometer. Ini menjadi catatan sejarah bagi kami,” tambahnya.
Sementara Agustina Dee (32), warga Indonesia yang hendak ke Timor Leste mengaku kaget dengan ada kegiatan tersebut.
Ia pun memanfaatkan moment tersebut untuk membentangkan bendera dna menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
“Kebetulan saya ke Timor Leste dan tidak bisa merayakan HUT RI ke 73 di Indonesia jadi kegiatan ini merupakan peringatan HUT RI jadi saya juga ikut bergabung,” tandas nya.
Sejumlah warga pun antusias mengikuti kegiatan ini. Warga tidak beranjak dari lokasi kegiatan walau acara pembentangan bendera merah putih sudah usai.
Mereka mengaku senang dan bangga dengan kegiatan tersebut apalagi jarang dilakukan di perbatasan RI-RDTL. (R3)